Labels

Labels

Labels

12 Januari 2009

FieldTrip Manajemen Produksi Tanaman

Sabtu kemarin (10/01) saya bersama teman sekelas mengadakan kunjungan lapang ke berbagai tempat di Jawa Barat. Kunjungan ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan pada mahasiswa agar lebih mengetahui seluk beluk tentang manajemen produksi..


Kunjungan pertama, kami pergi ke daerah Pacet, Cipanas untuk melihat kebun sayur dan pengolahan sayur menjadi sayuran awetan yang akan dipasarkan ke Supermarket.

Ini saat presentasi sedang berlangsung.Pak haji yang kocak membuat kami tertawa tepingkal-pingkal di sela presentasinya. Tapi yang di gambar ini, kami lagi sibuk mendengarkan presentasi beliau.

Ini adalah salah satu produk dari "Kebun Pacet Segar", timun jepang yang sudah diasinkan. Selama materi berlangsung, saya dan teman2 hanya berkomentar "Hm..Memang vitamin nya masih ada ya klo sayurnya diawetkan?" trus ada juga yang berkomentar "Apa ada ibu RT yang mau pakai sayuran begini?" Komentar yang aneh2.. At least, buktinya mereka mampu koq membangun bisnis sayuran awetan sampai sekarang. Itu tandanya, prospek pasar untuk sayuran awetan juga ada ^^)p

Serai wangi yang siap dikemas untuk dikirim ke supermarket :) Jadi inget kucing yang ada di rumah. Klo lagi sakit biasanya makan serai wangi. Dan terbukti serai wangi dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat. Selain itu, juga sebagai penambah devisa negara kalau disuling minyak atsiri nya. Bermanfaat sekali.

Alat-alat yang digunakan dalam prosesing sayuran awetan. Mengingat adanya standar sterilisasi dalam pengolahan makanan, maka saya hanya dapat mengambil gambarnya dari luar saja.

Saya bersama teman2.Maksud hati ingin foto sendiri dengan latar tumpukan wortel dan sayuran lain, eh malah jadi hilang latarnya karena banyak yang nimbrung ikut foto. Ya sudahlah. Foto bareng teman juga asyik.

Sayangnya, karena kondisi yang sedang hujan, kami tidak jadi pergi melihat kebun nya *Hiks..Padahal ingin megang sayuran yang ada di pohon*. Selain itu, melihat jumlah kami yang mencapai 180 orang, maka Pak Haji *pemilik kebun* memilih untuk tidak mengajak kami ke lahan dengan alasan khawatir lahannya rusak *He..iya pasti rusak, Pak*

Kunjungan kedua, kami menuju ke daerah Cianjur. Daerah penghasil pandan wangi yang terkenal enak itu. Dan lagi-lagi..Di sini kami hanya memperoleh penjelasan, tanpa ada kunjungan ke lahan dan pabrik nya *Hiks..* Namun, walau begitu ada banyak informasi penting yang saya dapatkan terkait peredaran pandan wangi di pasaran. Bahwa, banyak petani pemasok beras ke sepermarket mngklaim berasnya adalah pandan wangi Cianjur. Padahal, setelah diperiksa ternyata hanya beras wangi biasa. Pandan wangi itu sendiri merupakan salah satu varietas dari beras wangi yang dikembangkan di Indonesia. Varietas beras wangi lain yang terkenal adalah mentik wangi. Petani Pandan Wangi di Cianjur sempat menyampaikan uneg2 nya. Karena kesalahan petani yang bersikap begitu *mengklaim berasnya adalah pandan wangi, padahal bukan* membuat petani yang benar2 menjual beras pandan wangi jadi menerima kerugian. Hal itu dikarenakan, konsumen jadi tidak percaya lagi. Duh..kasihannya petani kita..

Tak banyak yang bisa saya ambil gambar nya. Hanya ini saja. Contoh dari benih dari varietas Pandan Wangi dan gabah nya *Coba sekalian diajak makan ya..Jadi kan bisa sekalian cicip pandan wangi yang asli..Hoho..berharap sekali*

Setalah sholat Dzuhur dan makan siang, kami kembali bergerak menuju Bandung. Sebuah Perkebunan Kakao kami kunjungi. Sepertinya hanya di sini, saya bisa menghapus kekecewaan saya. Kekecewaan untuk tidak hanya mendengar materi seperti saat kuliah, namun juga mampir melihat pabrik pengolahan dan kebunnya. Yups..Saya mendapatkannya di sini.

Selamat datang di Kebun Panglejar, Afdeling Rajamandala. Maunya foto plang aja, eh malah jadi ikut difoto.

Ini merupakan gambar biji dari buah kakao yang difermentasikan. Bau sekali. Seperti bau tape tapi lebih menyengat.

Yang sedang ada di tangan saya adalah biji kakao yang telah mengalami berbagai proses. Nah, biji yang seperti inilah yang akan dikirim ke luar negeri. Untuk apa? Untuk diproses lebih lanjut menjadi coklat yang bisa dikonsumsi karena di Indonesia belum ada teknologi nya. Jadi, salah satu yan merugikan negara kita adalah ketika kita mengekspor biji kakao yang harganya tidak terlalu mahal, namun kemudian mengimpor coklat yang harganya mahal *Uuh..miris sekali*

Lagi-lagi..Himpunan Mahasiswa Gila Foto..Maksud hati ingin foto buahnya saja, malah jadi rame2. Buah yang ingin difoto, malah jadi tidak terlihat ^^)p

Pokoknya, hari itu walau cape tapi saya senang karena banyak ilmu yang saya dapat. Dan satu pelajaran yang saya dapat dan membuat saya ingin memajukan negara ini adalah ketika saya mengetahui bahwa sebenarnya Indonesia memiliki banyak SDA yang melimpah, hanya saja belum dapat termanfaatkan dengan optimal. Saya berdoa dan berusaha, semoga suatu hari nanti saya dan teman2 dapat membuat negara ini bangga dengan hasil karya kami.

3 komentar

Anonim

ALLAHU AKBAR!

KakuLidah 21 Oktober 2009 pukul 14.59

kawan-kawan petani saya sangat memerlukan informasi mengenai proses pasca panen sayuran untuk meningkatkan nilai lebih, karena selalu saja kalo nggak harga jatuh pas panen ya hasil panen jelek tapi harga pas mahal, apes deh. Trimakaih jika berkenan berbagi informasi..

Kurnia Pratiwi 6 November 2009 pukul 15.14

Kalau boleh tau, sayuran nya apa ya, pak?

Posting Komentar

Silahkan diisi bagi yang ingin berkomentar ^^)p